Jumat, 03 Mei 2019

Sejarah dan Misteri Haikal Sulaiman (Kuil Sulaiman)


Pada tahun 2012 yang lalu sebuah laporan oleh Palestine Information Center menyebutkan bahwa Israel akan menggunakan cairan kimia guna mempercepat proses pembangunan terowongan yang berada di bawah Masjid Al-Aqsa. Namun sebenarnya penggunaan zat kimia itu tak lain adalah untuk mempercepat proses keruntuhan masjid yang pernah menjadi kiblat umat Muslim tersebut. Lalu untuk apa sebenarnya mereka meruntuhkan Masjidil Aqsa? Ternyata tujuannya adalah untuk membangun kembali Kuil Sulaiman...

Haikal Sulaiman atau dalam literatur Yahudi dikenal dengan Kuil Sulaiman (Temple of Solomon) dibangun sekitar abad ke-10 SM oleh Nabi Sulaiman. Awalnya tempat itu diperintahkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى untuk dibangun oleh Nabi Daud, ayah Nabi Sulaiman, namun karena kesibukannya dalam peperangan, pembangunan baru dilakukan pada masa Nabi Sulaiman.

Namun sebenarnya sejarah Al-Aqsa telah dimulai pada masa Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim mulai membangun di sekitar tempat ini yang kemudian dikenal pula dengan Bait Allah atau Beteyel di Yerusalem. Cucu Nabi Ibrahim yaitu Nabi Ya'qub kemudian menjadikan komplek Beteyel atau Al-Aqsa ini sebagai tempat beribadah bagi seluruh untuk seluruh umat beriman di tanah Palestina. 

Nabi Sulaiman memiliki keistimewaan dibandingkan nabi-nabi terdahulu. Beliau memiliki kemampuan untuk mengusai seluruh umat manusia, bangsa hewan, hingga jin. Pada masa itulah Sulaiman membangun istananya dengan megah dan kokoh yang menggunakan teknologi tinggi. Konon istana Sulaiman adalah tempat paling megah dan indah di seluruh muka bumi. 

Ilustrasi Haikal Sulaiman

Sebelum kedatangan Nabi Sulaiman, ternyata kaum terdahulu serta keturunannya adalah pengikut aliran paganisme dan menggunakan ilmu sihir. Sulaiman kemudian memerintahkan pasukannya untuk menyita semua naskah-naskah, kitab, serta segala benda-benda yang berbau paganisme dan penyembahan pada setan. Kitab serta naskah-naskah tersebut kemudian dikubur di bawah Haikal Sulaiman (Kuil Sulaiman).

Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan para pengawalnya yang kemudian dikenal dengan Knight of The Temple of Solomon (yang kemudian dalam sejarah berubah menjadi Knights Templar) untuk menjaga tempat itu sepanjang waktu. Namun seperti kita ketahui sepeninggal Nabi Sulaiman, para prajurit ini berbondong-bondong melakukan penggalian untuk menemukan "harta karun" yang tersembunyi hingga mereka menemukan naskah Kabbalah yang mengajarkan penyembahan pada setan.


Sejarah mencatat sepeninggal Sulaiman, istana ini mengalami kehancuran sebanyak 3 kali. Pertama yaitu pada tahun 587 SM ketika pasukan Babilonia menyerang Yerusalem. Kehancuran kedua yaitu pada tahun 198 SM yang dilakukan oleh Antiochus, penguasa Suriah. Kehancuran yang ketiga dilakukan oleh Kaisar Romawi bernama Titus ketika menyerang Yerusalem. 

Demikian panjangnya sejarah kehancuran Kuil Sulaiman ini hingga konon hanya menyisakan dinding batu yang menjulang setinggi 19 meter yang dikenal dengan Tembok Ratapan (Wailing Wall/Western Wall) yang sampai hari ini menjadi tempat ibadah orang-orang Yahudi.

Tembok Ratapan (Wailing Wall)

Lalu apa yang menjadi penyebab utama mereka ingin menggantikan Masjid Al-Aqsa dengan Kuil Sulaiman? Alasan utama mengapa kaum Yahudi begitu ngotot dengan misinya tersebut adalah karena mereka percaya akan kembali ke tanah suci mereka, Yerusalem dan membangun Kenisah sebagai tempat peribadatan mereka.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Zionis untuk mewujudkan misi mereka kembali ke tanah yang terjanji itu. Mereka bahkan berusaha menipu umat Islam dunia agar tak dapat membedakan antara Masjid Al-Aqsa dengan Kubah Shakra (Dome of The Rock). Kubah Shakra sendiri adalah kubah yang dibangun oleh Khalifah Abdul Malik dari Bani Umayyah pada abad ke 7 untuk mengenang peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad .

Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Selama ini masih banyak yang salah mengira bahwa kubah berwarna emas itu adalah Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya adalah Dome of The Rock.

Klaim Zionis bahwa Kuil Sulaiman berada di bawah Masjid Al-Aqsa sebenarnya telah mendapat banyak bantahan bahkan dari arkeolog-arkeolog dunia salah satunya adalah Israel Finkelstein. Arkeolog senior asal Universitas Tel Aviv ini menyatakan bahwa tidak ada satu pun bukti bahwa kuil tersebut benar-benar ada di sana. 

Arkeolog Yoni Mizrahi dari Universitas Tel Aviv juga meragukan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa bila Kuil Sulaiman itu memang berada di bawah Masjid Al-Aqsa seperti klaim mereka selama ini, maka seharusnya hanya dalam waktu 6 minggu saja seharusnya situs tersebut sudah ditemukan. Namun kenyataannya mereka telah melakukan penggalian selama 2 tahun tanpa henti dan tak menemukan apa pun di bawah sana. Lalu sebenarnya apa yang mereka cari?

Wallahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar